Kepadatan yang tampak

Artikel ini menjelaskan apa itu kepadatan massal dan cara menghitungnya. Anda akan menemukan tabel referensi dengan kepadatan nyata dari berbagai bahan dan akhirnya perbedaan antara kepadatan nyata dan kepadatan nyata.

Apa yang dimaksud dengan kepadatan semu?

Massa jenis tanah adalah perbandingan antara massa tanah kering dengan volume total tanah, yaitu volume partikel tanah ditambah volume rongga antar partikel dan volume pori.

Oleh karena itu, kerapatan nyata bukan merupakan sifat intrinsik material, namun bergantung pada keadaan material, karena volume dapat bervariasi bergantung pada derajat pemadatan.

Kepadatan curah juga disebut kepadatan volumetrik atau kepadatan curah .

Jadi, densitas curah adalah sifat khas dari bubuk, butiran, dan jenis padatan serupa lainnya. Kepadatan curah digunakan untuk menunjukkan keadaan karakteristik tanah tertentu, seperti pemadatan, porositas, derajat aerasi atau kapasitas drainase.

Rumus Kepadatan Massal

Untuk menentukan berat jenis suatu tanah, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Kumpulkan contoh tanah di lapangan.
  2. Keringkan sampel tanah. Biasanya sampel dikeringkan dalam oven dengan suhu sekitar 105ºC hingga mencapai berat konstan.
  3. Bagilah massa tanah kering dengan volume yang ditempatinya di lapangan.
  4. Nilai yang diperoleh adalah kepadatan semu tanah.

Kesimpulannya, rumus menghitung berat jenis kering adalah sebagai berikut:

\rho_a=\cfrac{M_s}{V}

Emas

M_s

adalah massa tanah kering dan

V

adalah total volume yang ditempatinya.

Nilai berat isi kering merupakan salah satu indikator porositas tanah. Nilai kepadatan semu yang rendah berarti tanahnya keropos, sehingga memiliki aerasi dan drainase yang baik. Sebaliknya jika nilai berat jenisnya tinggi berarti tanahnya tidak terlalu keropos sehingga air merembes ke dalam tanah dengan sangat lambat.

Terakhir, perlu diperhatikan bahwa penghitungan massa jenis curah kering dan massa jenis curah basah sedikit berbeda. Pada berat jenis kering diambil massa tanah yang dikeringkan, sedangkan pada berat jenis basah diambil massa tanah aslinya.

Rumus untuk menghitung berat jenis basah adalah sebagai berikut:

\rho_a=\cfrac{M_t}{V}

Emas

M_t

adalah massa tanah di lapangan tanpa mengalami pengeringan, yaitu dengan cairan. Dan

V

mewakili total volume tanah di lapangan.

Oleh karena itu, massa jenis basah akan selalu lebih besar atau sama dengan massa jenis kering, karena volumenya sama tetapi massanya bisa lebih tinggi.

Tabel kepadatan semu

Mengingat definisi kepadatan semu dan rumusnya, di bawah ini Anda memiliki tabel dengan nilai kepadatan semu tekstur tertentu sebagai referensi.

Kelas tekstur Massa jenis semu (g/cm 3 )
Pasir 1,70-1,80
Pasir kasar 1.60-1.70
Pasir halus 1,55-1,65
Pasir liat 1.60-1.70
Pasir berlumpur kasar 1,55-1,65
Pasir halus dan liat 1,55-1,60
lempung berpasir 1,55-1,60
Lempung berpasir kasar 1,50-1,60
Lempung berpasir sangat halus 1,45-1,55
Lempung lempung dan lempung lanau 1,45-1,55
Lanau 1 jam 40-1 jam 50
Tanah liat 1 jam 40-1 jam 50
Lempung liat berpasir dan lempung liat berlumpur 1,45-1,55
tanah liat berpasir 1.35-1.45
Tanah liat berlumpur 01:40-13:45
tanah liat 1.35-1.45

Perbedaan antara kepadatan semu dan kepadatan sebenarnya

Perlu diperhatikan bahwa nilai densitas semu tidak setara dengan nilai densitas tipikal (kerapatan sebenarnya). Pada bagian ini kita akan melihat perbedaan antara kedua konsep ini.

Perbedaan antara massa jenis semu dan massa jenis nyata adalah bahwa dalam menghitung massa jenis semu, volume yang ditempati oleh ruang antar butir diperhitungkan.

Massa jenis semu dihitung dengan membagi massa dengan volume total (termasuk rongga dan pori), sedangkan massa jenis sebenarnya dihitung dengan membagi massa dengan volume sebenarnya (tidak termasuk rongga dan pori).

Oleh karena itu, massa jenis nyata selalu lebih besar daripada massa jenis semu, karena volume nyata lebih kecil dari volume semu.

Seperti yang telah kita lihat di seluruh artikel, nilai kepadatan semu sangat bervariasi, karena bergantung pada tekstur, derajat pemadatan, jumlah bahan organik, dll. Namun, nilai kepadatan sebenarnya bisa dibilang konstan.

Terakhir, nilai porositas suatu material ditentukan melalui densitas nyata dan densitas semunya. Anda dapat melihat bagaimana hal ini dilakukan di situs web kami.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas