Hukum bir-lambert

Artikel ini menjelaskan apa itu hukum Beer-Lambert. Jadi, Anda akan mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum Beer-Lambert, apa rumusnya, dan untuk apa hukum kimia ini digunakan.

Apa hukum Beer-Lambert?

Hukum Beer–Lambert , juga disebut hukum Beer atau hukum Beer–Lambert–Bouguer , adalah aturan yang mendefinisikan hubungan antara karakteristik suatu zat dan jumlah cahaya yang diserap suatu zat ketika seberkas cahaya melintasinya.

Hukum Beer-Lambert ditemukan oleh Pierre Bouguer, Johann Heinrich Lambert dan August Beer pada tahap yang berbeda. Di akhir artikel dijelaskan asal muasal hukum ilmiah ini.

Rumus hukum Beer-Lambert

Rumus hukum Lambert-Beer secara matematis mendefinisikan hubungan antara jumlah cahaya yang diserap dan konsentrasi zat terlarut dalam zat, transmitansi, dan panjang sampel yang dilalui cahaya.

Jadi rumus hukum Beer-Lambert adalah sebagai berikut:

\displaystyle \frac{I_1}{I_0}=10^{-\alpha\cdot \ell} =10^{-\varepsilon\cdot\ell \cdot c}=10^{-A}[/latex ] Où:

<ul style="color:#4fd12f; font-weight: bold;">
<li style="margin-bottom:5px"> <span style="color:#101010;font-weight: normal;">[latex]A” title=”Rendered by QuickLaTeX.com” height=”80″ width=”582″ style=”vertical-align: -5px;”></p>
<p> adalah serapan, yaitu jumlah cahaya yang diserap. </p>
<li style=

I_1

adalah intensitas cahaya yang keluar.

  • I_0

    adalah intensitas cahaya yang masuk.

  • \varepsilon

    adalah absorptivitas molar (atau koefisien kepunahan), yang merupakan konstanta proporsionalitas.

  • \ell

    adalah panjang yang ditempuh cahaya dalam medium.

  • \alpha

    adalah koefisien penyerapan.

  • c

    adalah konsentrasi zat yang menyerap cahaya.

  • Selain itu, persamaan berikut dapat disimpulkan dari rumus hukum Beer-Lambert yang memungkinkan penghitungan serapan:

    A=\alpha\cdot \ell =\varepsilon\cdot\ell \cdot c

    \displaystyle A=-\log\frac{I_1}{I_0}

    Validasi hukum Beer-Lambert

    Agar hukum Beer-Lambert berlaku, enam syarat berikut harus dipenuhi:

    Emas:

    • Media penyerap harus homogen, paling tidak pada daerah interaksinya dengan cahaya.
    • Jika terdapat lebih dari satu zat penyerap, maka zat-zat tersebut harus bertindak secara independen.
    • Media penyerap tidak boleh menghamburkan radiasi, sehingga tidak boleh terjadi kekeruhan. Cahaya hanya dapat melewati suatu zat atau diserap olehnya.
    • Cahaya datang harus terdiri dari sinar-sinar sejajar, sehingga setiap sinar melewati medium penyerap yang sama panjangnya.
    • Untuk hasil terbaik, radiasi yang datang harus monokromatik. Dengan kata lain, cahaya datang harus terdiri dari gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sama.
    • Cahaya yang datang tidak boleh bersifat invasif, artinya tidak boleh mempengaruhi atom atau molekul medium penyerap.

    Perhatikan bahwa jika salah satu kondisi ini tidak terpenuhi, pasti akan terjadi penyimpangan terhadap hukum Beer-Lambert.

    Penerapan hukum Beer-Lambert

    Dalam kimia, penerapan hukum Beer-Lambert sangat umum, karena hukum ini secara matematis menghubungkan cahaya yang diserap dengan konsentrasi sampel.

    Jadi, dengan menggunakan hukum Beer-Lambert, konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan dapat ditentukan dari jumlah cahaya yang diserap zat terlarut ketika seberkas cahaya melewati sampel.

    Misalnya, kolorimeter dan spektrofotometer adalah dua instrumen laboratorium yang menggunakan prinsip hukum Beer-Lambert untuk menghitung konsentrasi zat terlarut dalam suatu sampel.

    Sejarah hukum Beer-Lambert

    Ilmuwan yang menemukan hukum Beer-Lambert adalah Pierre Bouguer, Johann Heinrich Lambert dan August Beer, namun penemuan mereka terjadi pada waktu yang berbeda. Di bawah ini Anda dapat melihat bagaimana sejarah hukum kimia ini.

    Pertama, hukum Beer-Lambert ditemukan oleh Pierre Bouguer sebelum tahun 1729 dan menggambarkan hubungan antara intensitas cahaya yang diserap dan panjang lintasan yang ditempuh. Jadi, semakin panjang panjangnya, semakin banyak pula radiasi yang diserap suatu zat.

    Kemudian, pada tahun 1760, Johann Heinrich Lambert menetapkan bahwa hilangnya cahaya ketika merambat melalui suatu medium berbanding lurus dengan intensitas radiasi dan panjang medium tersebut.

    Meskipun Lambert sendiri mengutip Bouguer dalam publikasinya, penemuan hukum ini sering dikaitkan dengan Lambert. Padahal sebenarnya orang pertama yang memahami aturan ini adalah Bouguer.

    Kemudian, pada tahun 1852, August Beer memperluas hukum Bouger-Lambert dengan memasukkan konsentrasi zat penyerap, yang sebanding dengan jumlah energi cahaya yang diserap. Inilah sebabnya mengapa hubungan ini disebut hukum Beer-Lambert atau, yang lebih jarang, hukum Beer-Lambert-Bouguer.

    Tinggalkan komentar

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Gulir ke Atas