Multimeter

Artikel ini menjelaskan apa itu multimeter. Anda akan mengetahui cara kerja multimeter, apa saja bagian-bagiannya, dan bagaimana alat ukur jenis ini digunakan.

Apa itu multimeter?

Multimeter , juga disebut tester , adalah instrumen yang memungkinkan Anda mengukur besaran listrik yang berbeda. Artinya multimeter digunakan untuk mengukur hambatan, tegangan, arus, dll.

Selain itu, multimeter mampu melakukan pengukuran pada rangkaian listrik arus searah dan bolak-balik.

Oleh karena itu, keuntungan utama dari multimeter adalah besaran yang berbeda dapat diukur tanpa harus mengganti instrumen, namun dengan alat ini saja karakteristik rangkaian listrik yang berbeda dapat ditentukan. Dengan demikian, multimeter dapat bertindak secara bersamaan sebagai amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter.

Bagian dari multimeter

Bagian-bagian multimeter adalah:

  • Selector : ini adalah saklar yang memungkinkan Anda memilih besaran yang akan diukur (volt, amp atau ohm) dan rentang pengukurannya (2 V, 200 V, 2000 V, dll.).
  • Terminal : ini adalah masukan yang menghubungkan titik-titik rangkaian listrik tempat Anda ingin melakukan pengukuran.
  • Tombol : Memungkinkan Anda memilih opsi multimeter tertentu. Tergantung pada modelnya, lebih banyak atau lebih sedikit opsi yang dapat dipilih.
  • Tampilan : Jika multimeter digital, ia memiliki tampilan yang menampilkan nilai terukur. Namun jika multimeter analog, multimeter menampilkan nilai terukur menggunakan jarum.

Cara menggunakan multimeter

Untuk menggunakan multimeter, langkah-langkah berikut harus diikuti:

  1. Pilih, jika perlu, mode pengukuran dengan tombol multimeter.
  2. Putar pemilih untuk memilih besaran yang akan diukur dan rentang pengukuran.
  3. Hubungkan terminal multimeter ke titik-titik pada rangkaian listrik tempat Anda ingin melakukan pengukuran.
  4. Layar akan menampilkan nilai pengukuran yang dilakukan.

Agar multimeter dapat bekerja dengan benar, multimeter harus dihubungkan ke rangkaian listrik secara seri atau paralel tergantung besaran yang akan diukur. Jika ingin mengukur tegangan (volt) atau hambatan (ohm) multimeter harus dihubungkan secara paralel, namun jika ingin mengukur arus (amp) harus dihubungkan multimeter secara seri.

Selain itu, rentang pengukuran yang sesuai harus dipilih dengan pemilih. Dengan kata lain, jika kita ingin menentukan nilai potensial yang kurang dari satu volt, kita harus memilih opsi untuk mengukur dalam milivolt (mV), sebaliknya jika kita mengetahui bahwa potensialnya sekitar 10 V. , kita dapat memilih opsi yang lebih besar seperti 20 V. Dengan cara ini multimeter akan menampilkan nilai terukur dengan lebih akurat.

Jenis multimeter

Multimeter dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berbeda:

  • Multimeter analog : memberikan nilai yang diukur dengan jarum.
  • Multimeter Digital – Menampilkan nilai terukur pada layar. Secara umum multimeter digital lebih akurat dibandingkan multimeter analog karena kesalahan pembacaan pengukuran berkurang.

Multimeter analog semakin jarang digunakan dibandingkan multimeter digital, karena lebih praktis dan presisi.

Untuk apa multimeter digunakan?

Terutama, multimeter digunakan untuk mengukur nilai tegangan (volt), hambatan (ohm) atau arus (amp). Dengan demikian, multimeter dapat digunakan secara bergantian sebagai voltmeter, ohmmeter (atau ohmmeter), dan ammeter.

Namun, beberapa multimeter juga memiliki opsi pengukuran yang lebih canggih, seperti mengukur induktansi, kapasitansi, memeriksa status dioda atau transistor, menentukan suhu, bertindak sebagai osiloskop, atau bahkan menghubungkan ke saluran telepon.

Logikanya, multimeter adalah perangkat yang banyak digunakan oleh ahli listrik, karena memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis pengukuran rangkaian listrik, serta menguji baterai atau sakelar.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas